Tanah
adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik. Tanah
memiliki peran sangat penting bagi kehidupan di bumi karena tanah mendukung
kehidupan bagi tumbuhan dengan menyediakan unsur hara dan air yang sekaligus
sebagai penopang akar. Struktur tana8h yang berpori-pori juga menjadi tempat
yang baik bagi akar untuk bernafas dan pertumbuhan. Tanah juga menjadi habitat
hidup berbagai organisme yang sebagian besar hewan darat yang menjadikan tanah
sebagai lahan untuk hidup dan bergerak. Proses pembentukan tanah dikenal
sebagai “pedogenesis”. Setiap lapisan tanah mendeskripsikan mengenai
proses-proses fisika, kimia, dan biologi yang telah dilalui tubuh tanah
tersebut.
Tanah yang secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh berkembangnya
tanaman dengan persediaan kebutuhan air dan udara, secara kimiawi berfungsi
sebagai gudang unsur hara atau nutrisi yang terdiri dari senyawa organik dan
anorganik serta unsur esensial seperti N, P, K, Ca, Mg, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl
dan lain-lain. Dan secara biologis berfungsi sebagai habitat organisme yang
berpatisipasi aktif dalam penyedia unsur hara tersebut. Dari ketiga fungsi
tersebut secara keseluruhan mampu menunjang produktivitas tanaman baik dari
segi tanaman pangan, obat-obatan, industri perkebunan, maupun kehutanan.
Para
ilmuan berpendapat pengetahuan tentang
tanah yang berkembang dengan cepat dan menghasilkan kebutuhan pengertian tanah
yang dapat menerima penemuan-penemuan baru yang dikembangkan kira-kira 1870
tahun yang lalu di Rusia oleh Dukochaev. Dia mengamati banyak jenis perbedaan
tanah dan tercatat bahwa suatu jenis tanah tertentu dikemukakan berulang kali
pada suatu keadaan tertentu. Masing-masing jenis tanah mempunyai suatu
morfologi yang khas (unik) sebagai akibat suatu kombinasi iklim, benda hidup
(tanaman dan ternak), bahan induk alam, topografi dan umur tanah. (Henry D. Foth, 1995 ; 3). Tanah bisa dikatakan bagian-bagian dari kombinasi
sifat fisik, kimia, dan biologi yang termasuk kedalam bangunan alami yang
tersusun atas horizon-horizon yang terdiri dari bahan mineral dan organik, dan
memiliki tingkat ketebalan yang berbeda. (Rachman Sutanto, 2005 ; 17)
Tanah
berasal dari batuan keras yang mengalami pelapukan serta bahan yang lebih lunak
dan lepas seperti abu vulkanik. Lapisan tanah terbentuk karena dua hal, yaitu
pengendapan berulang-ulang oleh genangan air dan proses pembentukan tanah. Pada
aliran air yang deras, bahan yang dapat diendapkan hanya butir-butir kasar
saja. Jika air yang menggenang sudah
tidak mengalir, yang diendapkan hanya butir-butir halus saja. Kemudian mengenai
proses pembentukan tanah, proses ini
dimulai dari proses pelapukan batuan induk, diikuti proses pencampuran
pemindahan bahan organik dengan bahan mineral dipermukaan tanah, pembentukan
struktur tanah, pemindahan bahan-bahan tanah dari bagian atas ke bawah, dan
berbagai proses lain yang dapat menghasilkan pembentukan horizon tanah.
Horizon tanah adalah lapisan-lapisan tanah yang kurang lebih seragam di
dalam profil. Batas antar horizon yang bertetangga tersebut sejajar atau hampir
sejajar terhadap permukaan tanah. Horizon tanah dapat dibedakan secara visual
yaitu dapat dilihat dengan indra pengelihatan dan batas perubahan dari satu
horizon ke horizon yang lainnya, terutama pada tanah-tanah diwilayah tropika
basah yang cenderung kabur atau tidak jelas.
Ada
Lima faktor yang menentukan pembentukan dan perkembangan tanah, yaitu: iklim,
organisme, topografi, bahan induk dan waktu.
1 1. Iklim
Pada iklim, variasi tanah tergantung dari suhu dan kelembaban yang menyebabkan perbedaan dalam pelapukan.
Perubahan suhu semusim dan harian mempengaruhi kelembaban, aktifitas biologi,
laju reaksi kimia, dan tipe vegetasi. Iklim yang secara langsung berpengaruh
terhadap pembentukan tanah melalui suhu dan curah hujan, dan secara tidak
langsung melalui pengaruhnya atas vegetasi (organisme) dan berinteraksi dengan
bentuk lahan (relief) dalam mempengaruhi hubungan air dan tanah.
2 2. Organisme
Pada organisme akan mempengaruhi proses pembentukan
dan perkembangan tanah dengan berbagai macam cara, yaitu penyebaran flora dan
fauna sebagian besar tergantung kepada iklim, dan topografi. Penimbunan bahan
organik, pencampuran profil, peredaran unsur hara dan kemantapan struktur
semuanya dimungkinkan oleh organisme dalam tanah. Jadi sangat jelas bahwa sifat
dan jumlah organisme yang hidup di dalam tanah dan di atas tanah akan berperan
pada macam tanah yang berkembang.
3. 3. Topografi
Topografi berpengaruh atas pembentukan tanah yaitu
pengaruh kelerengan atas kecekungan tanah, modifikasi pengaruh iklim, dan
kelembaban. Topografi dapat mempercepat atau menghambat iklim. Jika di daerah
yang datar kecepatan gerak air yang berlebihan akan jauh lebih kecil daripada
di daerah yang bergelombang.
4 4. Bahan
Induk
Dari bahan induk, tanah terbentuk dari bahan batuan
yang mengalami pelapukan. Kebanyakan telah mengalami erosi yang kemudian dibawa
oleh air, angin, es atau gravitasi ke tempat lain yang akan membentuk deposit.
Bahan deposit tersebut bersifat tidak padu. Dari bahan deposit yang tidak padu
inilah pada umumnya akan disebut sebagai bahan induk tanah.
5 5. Waktu
Waktu menentukan tahap-tahap pelapukan dan
proses pembentukan tanah yang berjalan
sangat lama. Tahap awal terjadi pencampuran bahan organik, perubahan kimia, dan
mineralogi serta fisika tanah, sehingga akan membentuk horizon yang jelas yaitu
keadaan tanah yang tidak berubah dalam waktu yang lama. Jika bahan mengalami
penghancuran disertai dengan panjang waktu yang sebenarnya mempunyai peranan
sangat penting dalam pembentukan tanah.
maaf buat yang ngeposting ini bisa diliat dimana ya?
ReplyDelete