Kapasitas
pertukaran kation (KPK) suatu tanah dapat didefinisikan sebagai suatu kemampuan
koloid tanah menjerap dan mempertukarkan kation. Kemampuan atau daya jerap
unsur hara dari suatu koloid tanah dapat ditentukan dengan mudah. Jumlah unsur
hara yang terjerap dapat ditukar dengan barium (Ba+) atau amonium
(NH4+), kemudian jumlah Ba atau NH4 yang
terjerap ini ditentukan kembali melalui penyulingan. Jumlah Ba+ atau
NH4 yang tersuling akan sama banyak dengan jumlah unsur hara yang
ditukar pada koloid tanah tadi.
(Nurhajati
Hakim, dkk, 1986 ; 166)
Fraksi
koloid membawa baik muatan positif maupun negatif. Walaupun demikian, muatan
negatif jauh lebih besar ukurannya dan lebih penting bagi pertumbuhan tanaman
pada kebanyakan tanah. Kapasitas Pertukaran Kation (cation exchange capacity atau CEC)
merupakan ekspresi jumlah tapak penyerapan kation persatuan bobot tanah. Kapasitas
ini didefinisikan sebagai jumlah keseluruhan kation terserap yang
dipertukarkan, yang dinyatakan dalam miliekuivalen per 100 gram tanah kering
oven. Bobot ekuivalen adalah jumlah yang secara kimia sama dengan 1 gram
hidrogen. (Henry D. Foth, 1994 ; 165)
Kenyataan
menunjukkan, bahwa KPK dari berbagai tanah sangat beragam, bahkan tanah
sejenisnya bisa berbeda KPKnya. Besarnya KPK tanah dipengaruhi oleh sifat dan
ciri tanah itu sendiri yang antara lain reaksi tanah (pH), tekstur tanah atau
jumlah liat, jenis mineral liat, bahan organik, dan pengapuran juga pemupukan.
Pertukaran kation merupakan reaksi yang umum terjadi dan merupakan salah satu
reaksi yang terpenting dalam tanah. (Nurhajati Hakim, dkk,
1986 ; 167)
Arti
partikel dari pertukaran ketion bagi penyediaan hara tanaman adalah penting.
Kation dikompleks jerapan dipaksa memasuki larutan, disini mereka di
asimilasikan oleh jasad renik atau diserap oleh tanaman. Bila hubungan antara
koloid tanah dan akar tanaman sangat berdekatan maka akan terjadi pertukaran
langsung antara tanah dan akar. Dalam hal ini ion H+ yang dihasilkan
akar akan menggantikan kation-kation yang diperlukan tanaman langsung dari
permukaan kompleks jerapan atau koloid tanah. Mudah tidaknya ion-ion tersebut
dapat digantikan oleh ion H+ dari akar tergantung pada kejenuhan kation
tersebut di kompleks absorbsi. Bila kejenuhan tinggi maka akan mudah ia
digantikan, sebaliknya bila kejenuhan rendah akan sulit untuk digantikan.
Kejenuhan suatu kation adalah perbandingan kation tersebut dengan seluruh
kation terjerap (KPK). Kejenuhan kation
ini dinyatakan dalam persen%. (Nurhajati
Hakim, dkk, 1986 ; 173)
Suatu
tanah yang mengandung KPK tinggi memerlukan pemupukan kation tertentu dalam
jumlah banyak agar dapat tersedia bagi tanaman. Bila diberikan dalam jumlah
sedikit maka ia kurang tersedia bagi tanaman karena lebih banyak terjerap.
Sebaliknya pada tanah-tanah yang ber KPK rendah, pemberian kation tertentu
tidak boleh banyak karena mudah tercuci bila diberikan dalam jumlah berlebihan.
Pemupukan kation dalam jumlah banyak pada tanah ber KPK rendah adalah tidak
efisien. (Nurhajati Hakim, dkk, 1986 ;
173)
0 comments:
Post a Comment
BIASAKAN MEMBERIKAN KOMENTAR YANG BAIK DAN SOPAN